Senin, 20 Februari 2012

Obama Sebut Indonesia Pasar Ekspor

WASHINGTON– Pembelian 230 pesawat Boeing 737 oleh maskapai asal Indonesia, Lion Air, begitu berkesan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.


Dalam rangkaian tur kampanyenya akhir pekan lalu, Obama menyinggung Indonesia sebagai pasar ekspor AS. Saat singgah di pabrik pesawat Boeing di Everett,negara bagianWashington, untuk mempromosikan industri manufaktur AS,Obama memuji Boeing. Boeing dinilainya sebagai salah satu perusahaan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan ekspor yang mengarah pada penciptaan lapangan kerja baru di AS. Di depan ribuan karyawan Boeing, Obama memberikan contoh pembelian 230 pesawat Boeing 737 oleh Lion Air bulan November lalu saat dia berkunjung ke Indonesia.

“Jadi bulan November lalu, ketika saya berada di Indonesia, Boeing mengumumkan perjanjian dengan bantuan Export-Import Bank untuk menjual lebih dari 200 pesawat ke salah satu perusahaan penerbangan yang paling pesat perkembangannya di dunia. Boeing adalah salah satu eksportir terbesar di AS,ini adalah penjualan terbesar yang pernah diraih Boeing,”ujar Obama. AS saat ini menghadapi tantangan ekonomi yang tidak ringan. Demi mendorong perekonomian domestik, negara itu kini gencar mengincar pasar Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, sebagai tujuan ekspor.

Bagi Indonesia, AS selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama.Nilai perdagangan di antara kedua negara cukup besar dengan Indonesia mencatatkan surplus (lihat infografis). Meski demikian,hubungan dagang kedua negara tak selalu mulus. Kasus teranyar, barubaru ini Pemerintah AS menyatakan bakal membatasi impor minyak sawit mentah (CPO) dari Indonesia.Langkah AS itu dinilai Pemerintah Indonesia sebagai perlakuan yang tidak adil. Obama menuturkan, dia akan pergi ke seluruh dunia untuk membuka pasar baru bagi produk-produk Amerika.

Dengan nada bercanda, presiden Afro-Amerika pertama di AS itu mengatakan kepada karyawan Boeing bahwa dia pantas mendapatkan jam tangan emas karena telah menjual produk Boeing ke seluruh dunia,yang disambut tawa ribuan karyawan. Demi menghadapi pesaing dari China dan Eropa,Obama mengatakan, pemerintahannya telah membentuk suatu lembaga bernama Unit Penegakan Perdagangan (Trade Enforcement Unit) yang tugasnya menyelidiki praktik-praktik perdagangan yang tidak adil di seluruh dunia. Pembentukan lembaga ini bertujuan untuk mempermudah perusahaan-perusahaan Amerika, seperti Boeing, dalam menjual produk mereka ke luar negeri.

“Dua tahun lalu, saya menetapkan target untuk menaikkan ekspor Amerika dua kali lipat dalam lima tahun. Kita telah berada pada jalurnya untuk mencapai target tersebut. Kita justru lebih awal daripada jadwal yang ditetapkan,” lanjut Obama. Kenaikan ekspor pesawat komersial oleh Boeing mencapai lebih dari 50% tahun lalu dan Obama mengatakan Boeing harus merekrut 13.000 karyawan baru untuk memenuhi permintaan tersebut.Menurut Obama, Boeing adalah contoh perusahaan yang bagus di mana apa yang bisa dibuat oleh manufaktur AS tidak bisa dibuat di luar negeri.

“Setiap Dreamliner yang keluar dari pabrik di Everett ini mendukung ribuan pekerjaan di berbagai industri di seluruh negara ini,”ujar Obama. Dalam kunjungan di Boeing, Obama menyerukan berbagai langkah baru untuk membantu perusahaan-perusahaan AS bersaing di luar negeri. Obama menyadari, negara itu menghadapi tantangan ekonomi yang tidak ringan. “Gelombang pasang sedang kembali. Gelombang itu kembali ke arah kita,”tutur Obama.

Beberapa saat sebelum Obama tiba di pabrik Boeing, Senat AS menyetujui draf undang- undang untuk memperbarui potongan pajak pendapatan bagi 160 juta pekerja AS serta benefit pengangguran untuk jutaan orang.Draf itu akan segera dikirimkan ke meja Obama untuk dia tanda tangani menjadi undang-undang yang sah. Obama menyatakan akan langsung menandatanganinya saat tiba di rumahnya. “Sangat luar biasa apa yang terjadi saat kongres fokus pada melakukan hal yang benar daripada hanya bermain politik. Ini sebuah contoh bagus,danKongres harus bangga ini,” ungkap Obama.

ernyataan Obama itu diungkapkan pada akhir tiga hari perjalanan untuk menggalang dana di sepanjang Pantai Barat dan berhenti di sebuah manufaktur di Milwaukee. Setelah perjalanan ini,Obama kembali ke Washington. Obama mendorong Kongres untuk memperluas otorisasi Bank Export-Import.Dia menegaskan bahwa lembaga itu merupakan pemain kunci dalam membantu mempromosikan ekspor AS. Dari dalam negeri, pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya, Jakarta, A Prasetyantoko menilai langkah produsen asing, termasuk dari AS, yang menjadikan Indonesia sebagai pasar mereka adalah hal wajar.

Selain memiliki pasar yang begitu besar, Indonesia juga layak dilirik karena tingkat pertumbuhannya yang di atas rata-rata negara lain.“Market Indonesia terus tumbuh dan mampu menyerap produk ekspor negara-negara lain,” tandasnya. Prasetyantoko menjelaskan, jumlah penduduk yang begitu besar dan dengan didorong membaiknya tingkat pendapatan menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan, terlebih dengan sifat konsumtif masyarakat Indonesia cenderung tinggi.

Konsumsi masyarakat yang tinggi ini terbilang wajar karena demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar