HONG KONG – Indonesia diprediksi segera menggusur Singapura sebagai
negara di kawasan Asia Tenggara yang menanamkan investasi terbanyak di
Hong Kong.
Fundamental ekonomi yang kokoh
dan pertumbuhan yang terus menunjukkan grafik meningkat dipercaya
menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk mengucurkan dana di negara itu.
”Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat pesat beberapa tahun terakhir.
Saya yakin, dalam dua atau tiga tahun, Indonesia bisa mengalahkan
Singapura,” ujar Direktur Umum Promosi Investasi Hong Kong,Invest Hong
Kong,Simon Galpin,di Hong Kong kemarin .
Singapura, pada saat
memimpin pergerakan investasi asing di Hong Kong, rata-rata membuka 10
perusahaan baru per tahun.Malaysia menempati posisi kedua, diikuti
Thailand dan Indonesia di posisi keempat. Galpin menjelaskan,celah
perkembangan industri Indonesia di Hong Kong sangat bagus. ”Masih
banyak sektor potensial yang bisa digarap,terutama untuk sektor
finansial, gaya hidup, bisnis restoran, serta jasa,”ungkapnya.
Menurut
dia, investasi di sektor finansial bagi perusahaan Indonesia juga
merupakan ceruk menggiurkan.”Hong Kong adalah gerbang utama menuju
pasar China,Asia,juga dunia secara keseluruhan,” katanya. Saat
ini,investasi Indonesia di Hong Kong masih terbilang rendah. ”Nilainya
kurang dari 10% dari total investasi asing,” imbuh Galpin.
Menurut
data UNCTAD World Investment Report 2011, Hong Kong menempati peringkat
ketiga dunia sebagai kota penerima investasi terbesar dengan total
investasi asing mencapai USD69 miliar atau tumbuh 31,5% dibanding tahun
sebelumnya.Di Asia,Hong Kong merupakan penerima investasi kedua
terbesar selama 13 tahun berturut-turut setelah China.
Selain
itu,Hong Kong merupakan sumber investasi asing terbesar di Asia dengan
jumlah investasi keluar sebesar USD76 miliar. Di sisi lain, Indonesia
menjadi kekuatan baru di Asia Tenggara. Nilai ekspor Indonesia pada
2011 meningkat menjadi USD203,6 miliar atau tumbuh 29,1% dibanding
tahun lalu sebesar USD157,73 miliar. Hong Kong menjadi salah satu
tujuan ekspor Indonesia dengan nilai transaksi USD2,84 juta pada 2011,
dengan produk utama berupa batu bara, makanan olahan, serta peralatan
dan elemen telekomunikasi.
Indonesia juga merupakan importir
produk-produk Hong Kong dengan total nilai transaksi USD2,97 juta pada
2011. Produk utama yang diimpor Indonesia adalah peralatan dan elemen
telekomunikasi, produk sulam dan rajutan, mesinmesin perkantoran,
elemen komputer dan aksesori, komputer, katun,dan benang.
Ketua
Komite Tetap Kadin Indonesia untuk Hong Kong, James Budiono, sebelum
ini mengungkapkan, volume perdagangan antara Indonesia dan Hong Kong
masih defisit. Kendati demikian,diharapkan ke depan dapat ditingkatkan
lagi. Indonesia juga menginginkan investasi Hong Kong meningkat.”Baik
itu di bidang energi pertambangan atau lain-lain,”sebutnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar